Efektifitas Penggunaan Media Audiovisual

 

Promosi kesehatan tidak terlepas dari kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, maupun individu. Dengan adanya pesan kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, ataupun individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut, diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku masyarakat, kelompok, maupun individu.

Promosi kesehatan juga merupakan suatu kegiatan yang mempunyai masukan (input), proses dan keluaran (output). Kegiatan promosi kesehatan guna mencapai tujuan perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping faktor masukannya sendiri juga faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukan, dan alat bantu atau media yang di gunakan untuk menyampaikan pesan.

Pada pelaksanaannya, promosi kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penggunaan media. Karena melalui media tersebut pesan-pesan kesehatan yang disampaikan menjadi menarik dan mudah dipahami, sehingga sasaran dapat dengan mudah menerima pesan yang disampaikan. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika (berupa radio, TV, komputer dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang kemudian diharapkan menjadi perubahan pada perilaku ke arah positif di bidang kesehatan.

Media promosi kesehatan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu media cetak, media elektronik, dan media luar ruangan. Salah satu contoh media elektronik adalah media audiovisiual. Media audiovisual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambaran yang dapat dilihat, seperti rekaman video, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media audiovisual ini dianggap lebih baik dan menarik, sebab mengandung kedua unsur, yaitu di dengar dan dilihat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rido Pebri Pratama (2017) promosi kesehatan menggunakan media audiovisual (video) lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang NAPZA dibandingkan dengan menggunakan media leaflet. Ina Kuswanti dan Lusa Rochmawati (2021) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa media audiovisual efektif sebagai upaya promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman yang berlokasi di Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas B berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 445-304-2015 tentang izin operasional penyelenggaraan Rumah Sakit kelas B Rumah Sakit Pariaman di Kota Pariaman pada Maret 2016. RSUD Pariaman telah melaksanakan berbagai macam penyuluhan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media, salah satunya melalui media audiovisual berupa video yang ditayangkan pada TV internal rumah sakit. TV internal terletak di ruang tunggu IGD, ruang tunggu rawat jalan dan ruang tunggu apotik RSUD Pariaman. Video yang ditayangkan berisikan tentang informasi dan edukasi kesehatan mengenai kesehatan jiwa, kesehatan gigi dan mulut, informasi gizi, etika batuk dan bersin, fisioterapi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah sakit.

Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektivitas Penggunaan Media Audiovisual Sebagai Media Promosi Kesehatan di Ruang Tunggu Rawat Jalan RSUD Pariaman. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif karena menggambarkan efektivitas penggunaan media audiovisual sebagai media promosi kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dan pengunjung di Ruang Tunggu Rawat Jalan RSUD Pariaman. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.

Accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Dalam penarikan sampel menggunakan accidental sampling, sesuai dengan teori Malhotra (2006) paling sedikit empat atau lima kali dari jumlah item pertanyaan. Dalam penelitian ini ada 10 item pertanyaan, jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 40 sampel (10 item pertanyaan x 4). Data penelitian ini didapatkan dengan menggunakan skala likert yang dituangkan dalam bentuk kuesioner berisikan pernyataan-pernyataan terkait efektivitas penggunaan media audiovisual sebagai media promosi kesehatan. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media audiovisual sebagai media promosi kesehatan adalah statistik deskriptif.

Adapun karakteristik responden dari penelitian yang dilakukan adalah sebagian besar responden (80%) berjenis kelamin perempuan. Responden paling banyak berada pada kelompok umur 21-49 tahun (67,5%). Responden paling banyak berada pada kelompok pekerjaan tidak bekerja (40%). Responden paling banyak berpendidikan tamat SMA/MA/Sederajat (52,5%). Seluruh responden (100%) pernah melihat media audiovisual promosi kesehatan di RSUD Pariaman.

Berdasarkan hasil penelitian terkait pernyataan-pernyataan terkait efektivitas penggunaan media audiovisual sebagai media promosi kesehatan didapatkan hasil sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju pada pernyataan “Saya dapat Memahami Informasi Kesehatan yang Diberikan Melalui Media Audiovisual”. Sebagian besar responden (70%) menyatakan setuju dengan pernyataan “Saya mudah memahami kalimat-kalimat, gambar, keterangan-keterangan dalam media audiovisual”. Sebanyak 47,5% responden menyatakan sangat setuju pada pernyataan “Penyajian informasi melalui media audiovisual lebih menarik karena ditampailkan dalam berbagai gambar”. Sebagian besar responden (72,5%) menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan “Tampilan warna antara huruf, gambar, dan background kurang serasi”. Lebih dari separoh responden (52,5%) menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan “Saya merasa media audiovisual terlalu rumit dan membingungkan”.

Sebagian besar responden (60%) menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya merasa penggunaan media audiovisual efektif untuk menyampaikan informasi kesehatan”. Lebih dari separoh responden (52,5%) menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya merasa penyampaian informasi kesehatan menggunakan media audiovisual dapat menambah pengetahuan”. Sebanyak 45% responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan “Saya merasa penggunaan bahasa dalam media audiovisual sulit dimengerti”. Sebagian besar responden (77,5%) menyatakan setuju terhadap pernyataan “Keterangan-keterangan yang ditampilkan cukup jelas dan tidak rancu”. Sebagian besar responden (75%) menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya merasa termotivasi untuk melakukan pesan atau anjuran kesehatan yang terdapat dalam media audiovisual”. Setelah dilakukan penghitungan skor responden paling banyak mendapatkan skor 33 (20%).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 33 responden (82,5%) menyatakan bahwa media audiovisual efektif digunakan sebagai media promosi kesehatan di RSUD Pariaman.

Daftar Rujukan:

  1. Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
  2. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  3. Pratama, R.P., 2017. Efektifitas Promosi Kesehatan Menggunakan Media Cetak (Leaflet) Dengan Media Audio Visual (Video) Terhadap Pengetahuan Tentang Napza Di Smk Muhammadiyah 1 Pekanbaru (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Riau).
  4. Kuswanti, I. and Rochmawati, L., 2021. Efektifitas Media Audio Visual Sebagai Upaya Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak (PPIA). Jurnal Kebidanan Indonesia, 12 (1).
  5. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  6. Malhotra, Naresh K. 2006. Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: PT Indeks.

Berita Lainnya :