Cegah Anemia Pada Remaja dengan Tablet Tambah Darah
images : kompas.com
Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh seseorang mengalami penurunan atau jumlah sel darah merah yang ada di dalam tubuh berada di bawah batas normal. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya hemoglobin di dalam tubuh, sehingga mempengaruhi jumlah produksi sel darah merah.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, tercatat sebesar 26,8% anak usia 5-14 tahun menderita anemia dan 32% pada usia 15-24 tahun. Artinya 3 dari 10 remaja di Indonesia mengalami anemia. Beberapa hal penyebab remaja mengalami anemia yaitu menstruasi/kehilangan banyak darah, kurang asupan kaya zat besi dan protein, sering melakukan diet yang keliru, dan sedang tumbuh pesat yang tidak seimbang dengan asupan gizinya.
Gejala anemia yang dapat dialami oleh remaja diantaranya adalah:
- Terlihat sangat lelah
- Mengalami perubahan suasana hati
- Kulit yang terlihat lebih pucat
- Sering mengalami pusing
- Mengalami jaundice (kulit dan mata menjadi kuning)
- Detak jantung berdebar lebih cepat dari biasanya
- Mengalami sesak nafas, sindrom kaki gelisah hingga kaki dan tangan bengkak apabila mengalami anemia berat
Anemia memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Adapun dampak jangka pendek anemia yaitu dapat menurunkan daya tahan tubuh penderitanya sehingga mudah terkena penyakit infeksi serta menyebabkan kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak. Kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak ini dapat menurunkan kebugaran dan ketangkasan berpikir yang tentu saja bisa membuat prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja menjadi menurun. Dampak jangka panjang anemia pada remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) akan terbawa hingga dia menjadi ibu hamil yang bisa mengakibatkan perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Sedangkan bayi yang dikandungnya dapat mengalami Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), kelahiran prematur, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan gangguan tumbuh kembang anak, di antaranya stunting dan gangguan neurokognitif. Bayi yang lahir dengan cadangan zat besi rendah akan berlanjut menderita anemia pada bayi dan usia dini, hal ini bisa meningkatkan risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi.
Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A,C, Zinc dan mengkonsumsi tablet tambah darah. Adapun tips dalam mengonsumsi tablet tambah darah yaitu:
- Minum satu tablet satu kali dalam satu minggu
- Minum setelah makan
- Diminum dengan air putih
- Makan jeruk atau jus kaya vitamin C supaya penyerapan tablet tambah darah lebih efektif
- Jangan minum tablet tambah darah dengan teh, kopi, atau susu, karena akan menghambat penyerapan zat besi
Tetap terapkan perilaku hidup sehat dan segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit akibat anemia, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan RI. 2021. Remaja Putri Sehat Bebas Anemia di Masa Pandemi Covid-19. Diakses pada Februari 2024 dari https://ayosehat.kemkes.go.id/remaja-putri-sehat-bebas-anemia-di-masa-pandemi-covid-19
- Kementerian Kesehatan RI. 2023. Mengenal Gejala Anemia pada Remaja. Diakses pada Februari 2024 dari https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-gejala-anemia-pada-remaja
- Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Mengenal Dampak Anemia Pada Remaja. Diakses pada Februari 2024 dari https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-dampak-anemia-pada-remaja#:~:text=Anemia%20merupakan%20penyakit%20yang%20kondisi,yang%20pucat%20dan%20mudah%20lelah.
- Kementerian Kesehatan RI. 2022. Remaja Bebas Anemia: Konsentrasi Belajar Meningkat, Bebas Prestasi. Diakses pada Februari 2024 dari https://ayosehat.kemkes.go.id/remaja-bebas-anemia-konsentrasi-belajar-meningkat-bebas-prestasi
- Kementerian Kesehatan RI. 2021. Poster Bagaimana Cara Mengonsumsi Tablet Tambah Darah?. Diakses pada Februari 2024 dari https://ayosehat.kemkes.go.id/poster-bagaimana-cara-mengonsumsi-tablet-tambah-darah