Ayo Cegah dan Kendalikan Asma

Oleh: Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSUD Pariaman

Image: Canva

Asma adalah peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan dan hiper-reaktivitas saluran napas. Asma dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada usia anak dan dewasa muda. Gejala asma diantaranya batuk, sesak napas, napas berbunyi serta dada terasa berat. Gejala asma tersebut mempunyai ciri khas yaitu seringkali timbul bila ada faktor pencetus, dapat berulang dan diantaranya ada periode bebas serangan, sering memburuk pada malam hari atau dini hari serta dapat reda dengan pengobatan dan terkadang dapat reda tanpa pengobatan.

Faktor pencetus asma atau faktor yang dapat memicu timbulnya asma yang tidak selalu sama untuk setiap individu penderita asma. Beberapa faktor pencetus asma yaitu tungau debu rumah (misalnya pada bantal, kasur kapuk, karpet, sofa kain, boneka berbulu, tirai), bulu binatang (seperti anjing, kucing, kelinci, dan burung), perubahan cuaca, asap obat nyamuk bakar, asap rokok, polusi udara, pabrik, dan kendaraan bermotor, asap rumah tangga (seperti asap tungku kayu bakar), obat-obatan tertentu (misalnya aspirin, antibiotik, pereda nyeri, penurun demam), bau-bauan yang menusuk (seperti obat pembunuh serangga, minyak wangi), infeksi saluran pernapasan, serbuk sari bunga, emosi berlebihan (sedih, tertawa terbahak-bahak, atau marah), makanan, minuman dingin, penyedap rasa, pengawet dan pewarna makanan serta kecapaian, kelelahan fisik.

Obat asma terbagi menjadi dua jenis obat pelega/pereda dan obat pengontrol/pengendali. Obat pelega/pereda diberikan untuk meredakan serangan asma yang mana obat ini dipakai hanya pada saat serangan. Bila sudah reda, obat dapat dihentikan. Jika pemakaian menjadi sering menandakan asma tidak terkendali. Sementara obat pengontrol/pengendali digunakan untuk mencegah serangan asma serta untuk menekan reaksi peradangan penyebab asma.

Adapun tanda asma terkendali yaitu dalam 4 minggu terakhir tidak pernah terbangun malam hari karena gejala asma, gejala asma yang timbul kurang dari dua kali dalam seminggu. obat pereda/pelega jarang digunakan kurang dari dua kali dalam seminggu serta aktivitas tidak terganggu karena asma. Dampak asma tidak terkendali pada anak diantaranya dapat mengganggu pola tidur anak, mengganggu tumbuh kembang anak, membatasi aktivitas anak sehari-hari, meningkatkan angka absensi sekolah serta dapat menyebabkan prestasi akademik di sekolah menurun.

Lalu, bagaimana cara mencegah dan mengendalikan asma? Yuk simak langkah berikut ini:

  • Hindari penggunaan kasur dan bantal kapuk, gunakan kasur dan bantal sintesis (busa, dacron), ganti sprei secara teratur (setidaknya seminggu sekali)
  • Berhenti merokok dan menghindari asap rokok
  • Olahraga teratur (contoh: senam asma, berenang)
  • Gizi yang cukup dan seimbang (Isi Piringku)
  • Patuh menggunakan obat pengontrol teratur sesuai anjuran Dokter
  • Jaga kebersihan perabotan rumah. Usahakan tidak memakai karpet di dalam rumah atau kamar tidur
  • Hindari penggunaan kipas angin karena bisa menerbangkan debu. Bila menggunakan AC bersihkan filter secara rutin
  • Gunakan masker bila menyapu lantai atau di tempat yang berisiko terkena debu atau polusi

 

Referensi:

Berita Lainnya :