Tahapan Inovasi : Implementasi
Digital : Digital
Inisiator Inovasi : OPD
Urusan Inovasi : Kesehatan
Panduan Teknis Inovasi :

Pedoman Teknis Inovasi Kelas Stoma

Bentuk Inovasi : Inovasi Pelayanan Publik
Tujuan Inovasi :
1. Meningkatkan kepercayaan diri 
2. Mengurangi komplikasi stoma 
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dengan stoma 
4. Meningkat pengetahuan dan cara perawatan stoma yang benar 
5. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam melakukan perawatan stoma yang benar
 
Manfaat Inovasi :

Dengan edukasi, demonstrasi dan motivasi yang di berikan kepada pasien kolostomi, angka kejadian komplikasi pasca pemasanngan stoma berkurang, kualitas hidup pasien lebih meningkat, kepercayaan diri pasien meningkat sehingga pasien mampu melaksanakan aktivitas kehidupan sehari – hari secara normal. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya motivasi dari sesama pasien yang ada di kelas stoma dan edukasi serta motivasi dari grup WA yang sudah dibuat.

Hasil Inovasi :

Dari 43 pasien stoma sepanjang tahun 2023 hingga saat ini, 30 pasien mengalami perbaikan yang signifikan dan kualitas hidup yang baik layaknya orang normal. Sedangkan sebelum inovasi kelas stoma diadakan, hampir semua pasien yang kontrol ke rumah sakit datang dengan komplikasi stoma.

Uji Coba Inovasi : 2023-01-02
Implementasi Inovasi : 2023-02-01
Link Youtube :

🎥 Tonton Inovasi Kelas Stoma

Latar Belakang Inovasi :

DASAR HUKUM

  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
  2. Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan;
  3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
  4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.01.07/MENKES/406/2018 tentang Pedoman Nasional Pelayana Kedokteran Tata Laksana Kanker Kolorektal

 PERMASALAHAN

-          Persoalan Makro

Meningkatnya kasus kelainan saluran pencernaan yang menyebabkan dilakukannya intervensi pembedahan yang salah satunya adalah pemindahan tempat pembuangan buang air besar pasien (BAB) dari pelepasan ke dinding perut (stoma). Banyak pasien yang merasa rendah diri setelah operasi pemasangan STOMA karena kondisi Buang Air Besar yang tidak seperti orang normal.  

 -          Persoalan Mikro

  1. Pasien pasca operasi Stoma merasa tidak percaya diri dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari
  2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pasien dalam perawatan stoma
  3.   Kecemasan pasien dan keluarga yang tinggi terhadap perawatan stoma di rumah

ISU STRATEGIS

Global

Diperkirakan sebanyak 13, 5 juta orang diseluruh dunia hidup dengan stoma berdasarkan data eakin (komunitas stoma). Stoma adalah lubang buatan pada lapisan perut yang digunakan sebagai jalur pembuangan zat sisa. Pemasangan stoma pada  pasien dengan gangguan pencernaan menyebabkan perubahan dalam kebiasaan buang air besar. Kondisi yang tidak normal ini menimbulkan perubahan psikososial pada pasien. Keadaan ini dikaitkan dengan perasaan negatif seperti ketakutan, kesedihan, ketidakberdayaan yang dapat memicu  rasa rendah diri pada pasien. hal ini merupakan salah satu penyebab lambatnya proses pemulihan pasien ditambah dengan pengetahuan dan kemampuan yang kurang dari keluarga pasien dalam perawatan stoma dirumah. Hal tersebut diatas membutuhkan penanganan yang komprehensif untuk proses pemulihan yang lebih cepat baik dari sisi psikologis maupun fisik.  

Isu Nasional

Penyandang stoma di Indonesia diperkirakan mencapai ribuan orang (Wocare center) dan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kasus gangguan pencernaan. Para penyandang stoma ini sering merasa rendah diri yang dalam hal ini menyebabkan penurunan kualitas hidup.  Kualitas hidup yang baik sangat penting untuk mencapai tujuan dalam merawat pasien, karena perubahan fisik, mental dan emosional pasca pembuatan stoma menjadi masalah yang sering timbul pada pasien setelah dilakukan intervensi pembedahan stoma.

Local

Sebagian besar pasien dengan stoma di RSUD Pariaman mengalami gangguan psikologis berupa perasaan rendah diri. Selain daripada itu, pengetahuan dan kemampuan yang kurang dalam perawatan stoma juga menjadi penyebab lambatnya proses penyembuhan pasien. hal ini berdampak terhadap penurunan kualitas hidup pasien. 

 METODE PEMBAHARUAN

-          Kondisi sebelum adanya inovasi

Dari 43 pasien yang dirawat dan kontrol ke RSUD Pariaman sebanyak 40 orang (93%) megalami gangguan psikologis dalam bentuk rendahnya kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan sehari - hari. Hampir semua pasien (100%) mengalami komplikasi setelah perawatan stoma dilanjutkan di rumah. Komplikasi yang ditemukan pada pasien seperti : iritasi dan pembusukan pada stoma. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan kemampuan dalam perawatan stoma di rumah yang belum mumpuni.

  Kondisi setelah adanya inovasi

dari 43 pasien yang pernah dirawat dan kontrol ke RSUD Pariaman, sebanyak 30 orang mengalami perbaikan dalam menjalani aktivitas sehari - hari. hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan rasa percaya diri yang bersangkutan sehingga mampu kembali bekerja maupun melanjutkan pendidikan bagi yang masih sekolah. interaksi pasien dengan orang lain juga sudah berjalan normal tanpa ada rasa rendah diri lagi. Terjadinya pengurangan komplikasi dari 100 % menjadi hanya 5% pasien karena peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dalam perawatan stoma yang benar.

KEUNGGULAN/KEBAHARUAN

Keunggulan dari program Inovasi kelas stoma ini dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien walaupun ada perubahan dalam kebiasaan BAB dan pasien dapat beraktivitas layaknya seperti orang normal. Dengan adanya kelas stoma ini pengetahuan dan kemampuan pasien serta keluarga dalam perawatan stoma di rumah lebih meningkat sehingga kejadian komplikasi hanya tinggal 5% saja.   

CARA KERJA INOVASI

  1. Psikolog memberikan edukasi psikologis kepada pasien dan keluarga    
  2. Dokter memberikan edukasi kesehatan terkait pemasangan stoma kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan stoma yang akan dilakukan dan dampak pemasangan stoma pasca operasi
  3. Perawat memberikan edukasi terkait perawatan setelah pemasangan stoma
  4. Nutrisionis memberikan edukasi tentang diet yang baik untuk penyembuhan stoma
  5. Melakukan demonstrasi mengenai perawatan stoma yang benar kepada pasien dan keluarga pasien
  6. Melakukan perawatan stoma dengan keluarga
  7. Mendampingi keluarga dalam melakukan perawatan stoma yang benar sesuai dengan demonstrasi yang telah di contohkan, dalam jangka waktu rawatan di rumah sakit.
  8. Memantau keadaan pasien setelah lepas rawat dari Rumah Sakit secara berkala
  9. Mengevaluasi pasien dan keluarga pasien mengenai perawatan stoma yang telah dilakukan di rumah secara mandiri.
  10. Memberikan motivasi dan edukasi pada kelompok pasien stoma melalui grup wa dalam bentuk video dan PPT
  11. Melakukan pertemuan antara sesama pasien stoma untuk berbagi pengalaman dalam perawatan stoma.
  12. Manajemen berkoordinasi dengan Yayasan kanker Indonesia dalam membantu pasien stoma.