Tujuan Inovasi |
: |
1. Melakukan pemilahan sampah di ruangan sehinggal dapat mengurangi timbulan sampah yang akan di buah ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) RSUD Pariaman
2. Mengurangi timbulan sampah di TPA Kota Pariaman
3. Menghambat perkembang biakan vektor yang dapat menularkan penyakit
4. Menjaga estetika lingkungan Rumah Sakit |
Manfaat Inovasi |
: |
1. Mengurangi Timbulan sampah hingga 80 % dari 800-1.000 kg per hari menjadi 150-200 kg per hari
2. Berkurangnya timbulan sampah di TPA Kota Pariaman
3. Lingkungan Rumah Sakit bebas dari vektor penular penyakit
4. Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman menjadi lebih bersih dan indah
5. Meningkatkan kesadaran civitas hospitalia RSUD Pariaman dalam melakukan pengelolan sampah di ruangan masingmasing |
Latar Belakang Inovasi |
: |
PERMASALAHAN Permasalahan Makro Tingginya timbulan Limbah padat /sampah di Indonesia yang mencapai 102.935,40 ton per hari, sedangkan di Provinsi Sumatera Barat mencapai 2.625,30 ton per hari dan TPA Kota Pariaman mencapai 40 ton per hari yang mana 79,71% merupakan sampah organik, sedangkan di RSUD Pariaman mencapai 800 Kg per hari yang berdampak pada Kesehatan Lingkungan. Permasalahan Mikro 1. Data timbulan Limbah padat /sampah padat pada 2 tahun terakhir mengalami peningkatan sekitar 600 ton. 2. Jenis-jenis sampah yang ada di RSUD Pariaman terdiri dari : sampah organik (Sisa makanan pasien, sisa bahan makanan, dedauanan), sampah anorganik (kertas, plastik dll) dan minyak jelantah 3. Sampah yang menumpuk mengurangi estetika lingkungan Rumah Sakit dikarenakan kontainer cepat penuh dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. 4. Sampah yang menumpuk juga menjadi tempat berkembang biaknya Vektor dan binatang pembawa penyakit seperti : tikus, lalat, kecoa dll. 5. Tempat pembuangan sampah akhir dari RSUD Pariaman adalah di TPA Kota Pariaman yang saat ini kondisinya sudah terbentuk gunungan sampah dan hampir penuh oleh sampah.
ISU STRATEGIS Global Saat ini dunia sedang tidak baik - baik saja dalam masalah sampah yang dimulai dengan seringnya penggunaan produk sekali pakai, gaya hidup yang tidak ramah lingkungan dan kegiatan lain yang tidak bijak sehingga pertumbuhan sampah masih tidak bisa dikendalikan. Berdasarkan data World Bank tahun 2022 bahwa 33 % sampah tidak dikelola dengan baik sehingga terjadi kerusakan lingkungan. Hal ini juga dipengaruhi oleh sistem Open Dumpling dimana hanya terjadi penumpukan sampah di TPA.
Nasional Timbulan sampah di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya jika dilihat dari data yang dilekuarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021 tercatat sebanyak 68,5 juta ton dan pada tahun 2022 mencapai 70 juta ton. Permasalahan sampah yang terjadi di Indonesia adalah pola pengelolaan sampah dimana sebagian besar sampah (69%) diangkut dan di timbun di TPA. Tidak adanya proses pemilahan sampah dalam upaya meminimalisir sampah yang dibuang ke TPA menjadi permasalahan utaa timbulan sampah tersebut.
Lokal Timbulan Limbah padat /sampah yang meningkat di TPA Kota Pariaman yang merupakan tempat pembuangan akhir sampah RSUD Pariaman dan Kota Pariaman.
METODE PEMBAHARUAN
Kondisi Sebelum Inovasi Tingginya timbulan Limbah padat /sampah di RSUD Pariaman jika dirata- ratakan mencapai 800 kg per hari, dalam 1 bulan mencapai 2,4 ton. Tingginya timbulan limbah tersebut wajib dikelola dengan baik sesuai peraturan yang berlaku, selama ini RSUD Pariaman bekerjasama dengan DLH Kota Pariaman untuk pengelolaannya yaitu di buang ke TPA Kota Pariaman. Timbulan limbah domestik yang cukup besar setiap harinya mengakibatkan menumpuknya limbah domestik diarea TPS (Tempat Pembuangan Sementara) RSUD Pariaman yang lahannya terbatas sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan, sumber penyakit karena munculnya bakteri, virus, dan jamur serta tempat berkembang biaknya vektor dan binatang pembawa penyakit, seperti tikus, lalat, dan kecoa. Disamping itu juga mempengaruhi estetika yang menyebabkan bau dan ketidaknyamanan serta berpotensi terjadinya pencemaran tanah, dan air tanah di sekitarnya. Kondisi ini diperburuk dengan meningkatnya jumlah pasien dan kunjungan keluarga pasien yang dirawat di RSUD Pariaman. Hal ini berkaitan dengan penambahan timbulan sampah setiap harinya yang mana sebelumnya rata- rata 800 kg per hari menjadi lebih dari 1 ton per hari, disamping itu belum dilakukannya proses pengelolaan sampah pada tahap pemilahan sampah, sehingga sampah tidak dapat dikelola lebih lanjut. Dimana kondisi ini juga berdampak terhadap timbulan sampah yang melebihi kapasitas kontainer yang ada di TPS (sampah menumpuk diluar kontainer). |